[DILEMA] - SATU TANAH, SATU BANGSA, SATU BAHASA


Judul             : Satu Tanah, Satu Bangsa, Satu Bahasa

Penulis          : Artha Leena Citra S dan Daniala Madikna

Dialektika mengenai konsep "Satu Tanah, Satu Bangsa, Satu Bahasa" menggambarkan semangat persatuan yang berakar kuat dalam sejarah dan cita-cita bangsa Indonesia. Sejak Sumpah Pemuda pada tahun 1928, tiga pilar ini menjadi landasan bagi identitas nasional yang mengedepankan kesatuan dalam keberagaman.


Satu Tanah menekankan bahwa meskipun Indonesia terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, seluruh rakyatnya mengakui dan mencintai tanah air yang sama, yaitu Indonesia. Keanekaragaman geografis ini justru memperkaya identitas nasional, mencerminkan keindahan dan keberagaman alam serta budaya yang membentuk satu kesatuan. Ini menjadi fondasi bahwa meski tersebar secara geografis, setiap individu dan suku bangsa merasa memiliki tanah yang sama dan berkepentingan untuk menjaga keutuhannya.


Satu Bangsa menyoroti identitas kolektif sebagai "Bangsa Indonesia". Di tengah berbagai suku, adat, dan budaya, ada kesadaran bahwa seluruh masyarakat Indonesia merupakan bagian dari satu bangsa yang memiliki cita-cita dan harapan bersama. Kebinekaan ini dipandang bukan sebagai hambatan, melainkan kekayaan yang memperkuat jati diri Indonesia. Dengan mengakui identitas nasional sebagai "Bangsa Indonesia", tercipta rasa solidaritas dan tanggung jawab untuk saling mendukung demi kesejahteraan bersama, tanpa memandang perbedaan etnis dan budaya.


Satu Bahasa menekankan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi yang menyatukan seluruh warga negara. Bahasa Indonesia menjadi jembatan penghubung antar daerah dan alat komunikasi lintas budaya. Dengan memiliki satu bahasa nasional, masyarakat dari berbagai latar belakang dapat saling memahami dan berkomunikasi tanpa batasan bahasa daerah. Bahasa Indonesia bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga simbol identitas dan persatuan yang mampu menjaga kohesi sosial dalam keberagaman.


Ketiga elemen ini: Satu Tanah, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa, bukan sekadar slogan, tetapi menjadi prinsip fundamental dalam menjaga keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia. Dalam konteks modern, nilai-nilai ini tetap relevan sebagai panduan untuk mengatasi tantangan globalisasi, menjaga integritas nasional, dan menginspirasi setiap individu untuk berkontribusi pada kemajuan Indonesia.


Posting Komentar

0 Komentar