[DILEMA- Selamat Jalan Bu Dian]
Hari itu saya berjumpa Bu Dian Rinanta Sari sekitar awal tahun 2003 di Ruang Mata Kuliah Umum (MKU).MKU saat itu menjadi salah satu jurusan di FIS. Itulah pertama saya mengenalnya sebagai sesama ‘’orang Sosiologi’’. Ya, Bu Dian adalah dosen Sosiologi pertama di UNJ yang saya temui. Saat itu di MKU hanya ada dua dosen yang memiliki latar belakang Pendidikan S1 Sosiologi yaitu almarhum Pak Bambu Segara yang merupakan Sarjana Sosiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Bu Dian yang merupakan Sarjana Sosiologi dari Universitas Riau (Unri). Mereka berdualah yang banyak mengajar mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) di MKU.
Awalnya saya dikenalkan oleh Bu Popi yang merupakan dosen Pendidikan Ekonomi yang dekat dengan Bu Dian karena sama-sama mengajar di MKU. Saat itu, Prodi Pendidikan Ekonomi masih bergabung dengan Fakultas Ilmu Sosial. Sebelumnya saya juga tidak kenal dengan Bu Popi. Tetapi saya dikenalkan oleh Prof Siti Nurjanah, dosen di Prodi Manajemen. Prof Siti Nurjanah adalah senior saya di Unsoed yang berkarir sebagai dosen di UNJ. Pertemuan saya dengan Pof Siti Nurjanah-lah yang secara ‘’berantai’’ mengantarkan saya menjumpai Bu Dian.
Saya berjumpa singkat dengan Bu Dian saat itu. Tujuannya saat itu mengirimkan surat lamaran sebagai dosen Sosiologi. Saat itu saya baru saja beberapa bulan lulus dari Unsoed dan bermaksud merantau ke Jakarta. Bu Dian saat itu mengatakan bahwa tidak ada lowongan dosen. Tetapi yang membuat saya senang adalah UNJ akan membuka Jurusan Sosiologi. Meskipun saya belum tahu kapan pembukaan jurusan baru tersebut. Saya senang mendengar kabar itu.Artinya, ada peluang bisa menjadi dosen di Kampus UNJ. Berkas lamaran saya titipkan ke Bu Dian.Setelah pertemuan itu, tidak ada kontak lagi saya dengannya. Saya mulai mencari pekerjaan dengan berbagai tes dan seleksi pekerjaan di berbagai tempat. Tepatnya sejak Juni 2003, saya mulai bekerja sebagai reporter di sebuah majalah Komunikasi. Inilah karir professional pertama saya setelah lulus Sarjana. Disana saya belajar menulis, dunia jurnalistik hingga dunia komunikasi.Saya juga mulai melupakan impian saya menjadi dosen setelah menyelami pekerjaan di media tersebut. Sebagai reporter baru, saya mendapatkan berbagai tugas peliputan dari Redaktur.
2 September 2004.Tiba-tiba saya mendapatkan pesan via SMS dari Bu Dian. Saat itu, untuk komunikasi biasa menggunakan SMS. Saya kaget juga mendapatkan SMS dari Bu Dian. Tapi jujur senang juga membacanya. ‘’Saya diminta datang ke kampus’’, kira-kira begitu kata Bu Dian. Tidak ada penjelasan lainnya. Di tengah pekerjaan saya, saya kemudian meluangkan waktu untuk datang ke kampus menjumpai Bu Dian. Ternyata yang membuat saya semakin kaget adalah Jurusan Sosiologi sudah mulai buka sejak Tahun Akademik 2003/2004. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di ruang Jurusan Sosiologi saat itu. Saya tidak hanya berjumpa dengan Bu Dian. Tetapi saya juga dikenalkan dengan Bu Evy Clara yang menjadi Ketua Jurusan. Bu Dian mengenalkan saya dengan Bu Evy Clara. Inilah pertemuan pertama saya dengan Bu Evy Clara. Dengan Bu Dian adalah pertemuan kedua saya.Bu Dian menyampaikan bahwa Jurusan Sosiologi akan berjalan di tahun kedua. Artinya, ketika saya berjumpa Bu Dian awal tahun 2003 memang Jurusan Sosiologi belum ada dan sedang dalam proses. Hingga tepatnya sejak September 2003, mulai menerima mahasiswa baru melalui jalur Non Reguler. Yang membuat saya semakin kaget adalah Bu Dian langsung meminta saya siap mengajar menjelang semester baru. Saya langsung menyatakan siap mengajar dan akan mempersiapkan untuk perkuliahan tersebut.Saat itu perkuliahan semester baru berlangsung tanggal 6 September 2004. Dengan hitungan hari, saya harus menyiapkan SAP Perkuliahan. Mata kuliah pertama yang saya ajarkan adalah Sejarah Teori Sosiologi (STS) untuk mahasiswa baru sebagai syarat sebelum mereka mendapatkan mata kuliah Teori Sosiologi Klasik (TSK).
Sejak saat itulah, saya intensif berkomunikasi dengan Bu Dian terkait proses perkuliahan. Saya melihat saat itu, Bu Dian lebih banyak mempersiapkan teknis struktur mata kuliah dan mendukung kepemimpinan Bu Evy Clara sebagai Ketua Jurusan. Saya berfikir saat itu baru dipanggil di tahun kedua jurusan berdiri karena di tahun pertama masih belum terlalu banyak dosen yang dibutuhkan.Di tahun pertama, mata kuliah juga masih terbatas dan cukup dengan dosen-dosen yang sudah ada sebelumnya. Ketika itu, di FIS sudah ada beberapa dosen yang memiliki gelar Magister Sosiologi seperti Prof Suriani (mantan Dekan FIS UNJ), Prof Komarudin (sekarang Rektor UNJ), almarhum Prof Muchlis R Luddin,dan Prof M Zid. Selain dosen internal FIS UNJ, saat itu melibatkan beberapa dosen eksternal yang memiliki gelar Magister Sosiologi. Menginjak tahun kedua seiring dengan bertambahnya mahasiswa, maka kebutuhan dosenpun meningkat. Saya bersyukur saat itu dihubungi Bu Dian dan memulai tantangan baru mengajar di kampus.
Saya masih menjalani pekerjaan sebagai reporter dan meluangkan waktu 1 hari untuk mengajar di UNJ.Meskipun saya ‘’sembunyi-sembunyi’’ dari atasan di kantor untuk mengajar di UNJ. Perlahan-lahan selama mengajar di Jurusan Sosiologi, saya juga mulai dilibatkan beberapa kegiatan. Salah satunya saya diminta membantu kegiatan Lokakarya Kurikulum Sosiologi yang mengundang beberapa Jurusan Sosiologi dari PTN Wilayah Barat (seperti dari Universitas Sumatera Utara, Universitas Bengkulu, Universitas Sriwijaya, Universitas Andalas, dll) dalam Forum HEDS. Saat itu Jurusan Sosiologi UNJ sebagai tuan rumah. Kegiatan lokakarya berlangsung di salah satu hotel Kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Saya membantu menjadi salah satu moderator dalam rangkaian kegiatan tersebut. Bagi saya kegiatan ini sangat berkesan menjadi pengalaman karena bisa berjumpa dengan dosen-dosen senior yang sudah malang melintang dalam dunia sosiologi. Saat itu, saya masih anak bawang dan mencoba belajar dari forum tersebut.Bu Dian-lah yang meminta saya untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Forum HEDS adalah singkatan dari Development Support (HEDS) yang merupakan inisiatif program dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk pengembangan kapasitas keilmuan jurusan sesuai dengan bidang keilmuan. Salah satu program utamanya adalah Program Pengembangan Diri bagi dosen muda. Saya beruntung saat itu menjadi peserta PPD bagi dosen muda Sosiologi dari PTN Wilayah Forum for Higher Education Barat pada tahun 2005.
Setelah selesai forum itulah, saya semakin menikmati aktifitas mengajar.Hingga kemudian pada bulan November 2004 terdapat Penerimaan CPNS di UNJ.Ibarat gayung bersambut. Dengan pengalaman dan komunikasi dengan pimpinan jurusan,saya mendaftar formasi CPNS di Jurusan Sosiologi. Saat itu terdapat dua formasi yang dibutuhkan. Saya dan Pak Asep Suryana lolos dalam seleksi CPNS tersebut. Saat itu formasi yang dibutuhkan masih menggunakan ijazah S1 meskipun beberapa kandidat lainnya sudah ada yang bergelar S2. Sebagai dosen baru CPNS di jurusan, frekuensi interaksi semakin meningkat dengan Bu Evy Clara dan Bu Dian. Meskipun saat itu saya masih bekerja di media dan terhitung bulan Maret 2005, saya resmi mengundurkan diri sebagai reporter di majalah. Saya kemudian full mengajar di UNJ.
Kabarnya meninggalnya Bu Dian adalah duka mendalam bagi kita semua. Kondisinya semakin menurun dalam hitungan minggu selama bulan Juli-Agustus 2022. Selama pandemi Covid 19, kami tak pernah berjumpa karena semua kegiatan akademik berlangsung secara daring. Kami tidak pernah berjumpa di kampus.Saya sendiri lupa mengingat kapan pertemuan terakhir dengan Bu Dian.Mungkin sekitar bulan Januari 2020.Setelah itu pertemuan berlangsung hanya
dengan daring melalui Zoom Meeting untuk jadwal sidang atau agenda rapat prodi.
Bu Dian adalah generasi awal perintis Jurusan Sosiologi.Bersama Bu Evy Clara berjuang meyakinkan pimpinan UNJ untuk membuka jurusan baru tersebut. Bu Dian menata jurusan dengan kepiawaiannya dalam urusan administrasi dan keuangan. Gayanya yang kalem dengan senyum manisnya bisa mengawal kepemimpinan Bu Evy Clara hingga berdatanganlah generasi baru dosen-dosen dari berbagai latar belakang asal kampus. Jika dihitung sejak angkatan pertama berdiri yaitu tahun 2003 hingga saat ini sudah terdapat 19 angkatan termasuk Angkatan 2022 yang baru bergabung sebagai mahasiswa baru. Bu Dian berkontribusi signifikan selama 19 tahun jurusan/prodi ini berdiri.
Sebelum Jurusan Sosiologi berdiri, sebelumnya berdiri Jurusan Ilmu Agama Islam (IAI) pada tahun 2002. Dengan kata lain, Jurusan Sosiologi adalah jurusan kedua yang berdiri di FIS setelah IKIP Jakarta berubah menjadi UNJ. Bahkan di awal-awal pendiriannya, Jurusan Sosiologi menjadi jurusan favorit di UNJ dalam rumpun Ilmu Sosial. Bu Dian juga-lah generasi
awal Sosiolog UNJ yang memiliki latar belakang keilmuan Sosiologi.
Bu Dian sangat berkontribusi bagi perjalanan karir saya di UNJ hingga saat ini. Pertemuan pertama dengan Bu Dian di awal tahun 2003 kemudian mengantarkan saya berkarir sebagai dosen Jurusan/Prodi hingga saat ini. Dari yang tidak kenal sama sekali tetapi menjadi mitra sekaligus senior terutama di awal-awal karir akademik. Bu Dian menjadi tempat bertanya saya ketika awal memulai karir akademik. Saya banyak bertanya terkait UNJ seperti kegiatan akademik, kegiatan kemahasiswaan hingga info-info non akademik yang saya tidak mengetahuinya. Dia dengan mudah berbagi informasi tersebut. Buat saya sebagai dosen baru
ketika itu sangat membantu tugas sehari-hari.
Selamat jalan Bu Dian! Beristirahatlah dengan damai. Terima kasih atas segala pengabdian selama jurusan Sosiologi berdiri. Semoga menjadi ladang amal ibadah yang akan
mengantarkan ke tempat terbaik disisi-Nya.
Depok, 19 Agustus 2022
Rakhmat Hidayat (Dosen Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ)
Posting Komentar
0 Komentar