[DILEMA] - MANIFESTO KEBOHONGAN
Judul : Manifesto Kebohongan
Penulis : Penasastra
Selamat datang di panggung agung manifesto kebohongan, tempat di mana janji surga dijual murah untuk menenangkan rakyat yang lelah. Di sini, iman dijadikan tirai pengaman agar kemalasan dan ketidakadilan tetap abadi, sementara para “pengurus surga” duduk nyaman dengan tawa yang terpendam di balik lipatan doa dan propaganda dengan senang hati. Mungkin Karl Marx benar, bahwa ajaran agama sering kali menjadi pembodohan.
"Yang miskin masuk surga duluan", katanya penuh harap dan bangga, tapi itu bukan sabda, hanya dalih agar tetap rebah. Daripada berusaha, lebih baik duduk dan beranak sebanyak-banyaknya, lalu menyalahkan dunia saat tak ada nasi di meja.
"Rezeki sudah diatur Tuhan", mantera manis untuk meninabobokan daya, agar tak perlu berpikir, cukup percaya dan berserah saja. Tangan yang harusnya mencipta malah dipakai menadah doa, sementara anak lapar dipeluk sambil berkata, “ini ujian dari Yang Maha Kuasa.”
"Tak apa sengsara, nanti bahagia di surga", hiburan gratis bagi yang menderita, padahal penderitaan itu nyata, dan tak akan hilang hanya dengan kata. Sementara para pemilik surga di bumi tertawa, melihat semua orang memercayainya, padahal itu tak alih propaganda untuk melanggengkan tahtanya.
"Sedekahlah, maka Tuhan akan menyayangimu", kalimat indah yang sering disulap jadi senjata, para peminta-minta menghafalnya lebih fasih dari doa. Ironisnya, yang menolak memberi malah dihina seolah lupa surga, padahal ia baru saja pulang kerja, dengan tubuh letih dan jiwa yang renta. Sementara yang duduk sepanjang hari di perempatan kota, merasa layak masuk surga hanya karena hafal satu ayat saja.
Di negeri ini, iman dijadikan alat tukar kepatuhan, cukup hafal dalil, maka kebal dari tuduhan. Akal tak lagi dianggap anugerah, melainkan ancaman, yang bertanya diberi label sesat, murtad, atau setan.
Dan mungkin begitulah hukum tak tertulis di negeri ini, surga bukan dituju lewat perbaikan diri, tapi lewat topeng, lewat jargon suci, pura-pura beriman, dan dunia akan memaklumi.
Posting Komentar
0 Komentar