[DILEMA] - DARI PAPAN TULIS KE LAYAR DIGITAL, SIAPA YANG TERTINGGAL?

 

Judul : Dari Papan Tulis ke Layar Digital, Siapa yang Tertinggal? 

Penulis : Atika Maharani


Di lorong sekolah yang sunyi, langkah-langkah kecil terus menari, menggenggam harap di tengah pelik, menyulam cahaya dari dinding yang sempit. 


Di lembaran pagi yang belum selesai ditulis, tangan-tangan kecil mulai menggurat baris, dengan pena yang lusuh, dengan semangat yang membuncah, mereka tulis masa depan diantara harap dan gelisah. 


Kini, gawai pintar telah mengganti buku-buku tua, teknologi menari-nari di kota, gawai dan aplikasi tumbuh dimana-mana, robot dan kecerdasan buatan mulai jadi kawan. 


Padahal, banyak desa yang sinyalnya hilang dibalik ladang, banyak anak yang menyalin ilmu dari papan usang, masih banyak yang mengeja dalam cahaya pelita, masih banyak ruang kelas tanpa sinyal, dan guru yang mengajar dengan papan tulis yang nyaris tanggal.


Pendidikan seharusnya jadi yang utama, pendidikan seharusnya jadi tameng negara, pendidikan seharusnya untuk seluruh warga, seharusnya, pendidikan adalah hak kita semua. 


Ibu pertiwi, dengarlah doa diantara kami, dari lorong sekolah hingga teknologi, bangunlah sistem yang tak hanya luas, tapi juga adil, menyentuh sampai pelosok ujung negeri.


Indonesiaku yang luas, jangan biarkan ketimpangan terus melampaui batas, karena di tiap huruf dan angka yang mereka genggam, ada tinta perubahan untuk masa depan yang lebih dalam, sebab Pendidikan bukan hanya milik kota, melainkan hak setiap insan yang ingin bertanya, sebab masa depan bukan hanya milik segelintir, melainkan hak setiap jiwa yang ingin berpikir, karena bangsa yang besar bukan sekadar punya gedung tinggi, tetapi juga menyamai cahaya dalam hati setiap anak negeri.

Posting Komentar

0 Komentar