[DILEMA] - GENERASI MUDA SEBAGAI UJUNG TOMBAK KEBANGKITAN NASIONAL DI ERA DIGITAL.
Judul: Generasi Muda sebagai Ujung Tombak Kebangkitan Nasional di Era Digital.
Penulis: Mayyaza Nafilata
Setiap 20 Mei, Indonesia merayakan hari Kebangkitan Nasional sebagai momentum mengenang berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 di Jakarta. Hal ini juga menjadi awal dari gerakan nasional yang terorganisir di Indonesia. Pada tahun 1948, di Istana Kepresidenan Yogyakarta, atas usul Ki Hadjar Dewantara, Presiden Soekarno menentukan 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Hal ini merupakan simbol kebangkitan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai rintangan dan mempertahankan persatuan selama periode Revolusi Nasional.
Boedi Oetomo didirika oleh Dr. Soetomo bersama beberapa pelajar STOVIA dengan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusodo, sebagai organisasi pemuda pertama yang mendorong kesadaran nasionalisme, persatuan, dan perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia. Dalam kebangkitan nasional, Boedi Oetomo berperan sebagai organisasi pelopor pergerakan nasional dan kongres pertama dan perkembangan organisasi.
Di era digital saat ini, kebangkitan nasional tidak hanya dimaknai sebagai kesadaran kolektif untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan, tetapi juga kebangkitan kesadaran digital, kesadaran memanfaatkan teknologi dan informasi demi kemajuan bangsa.
Generasi muda seperti hal-halnya pelajar STOVIA pada masa lalu, tetap menjadi ujung tombak dalam kebangkitan nasional. Bedanya, saat ini medan perjuangannya tidak selalu di ruang fisik, melainkan bergeser ke ruang digital. Tantangan yang dihadapi pun mengalami peralihan, di ruang digital banyak terjadi disinformasi (berita hoaks), ancaman siber, bahkan ketimpangan akses digital. Maka, penting bagi kita untuk bangkit dengan strategi yang cerdas, selektif dan beretika dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut.
Kebangkitan nasional di era transformasi teknologi seharusnya tidak hanya menjadi proses adaptasi teknologi, tetapi juga momen untuk membangkitkan kembali semangat persatuan, literasi, dan inovasi. Misal, pada jaman Boedi Oetomo yang mendorong terbentuknya organisasi-organisasi kebangsaan lain, mungkin era digital memberikan peluang kolaborasi lintas komunitas, lintas daerah, atau bahkan lintas bangsa, dengan dilandasi semangat kebangsaan dan etika digital yang kuat.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk merefleksikan makna kebangkitan dengan pendekatan baru yakni memperkuat semangat kebangkitan nasional di era digital.
“Digitalisasi adalah tangga menuju kemajuan. Tapi kita harus menggunakannya dengan pemahaman dan kebijakan, bukan sekadar mengikuti arus,” ujar Pratikno.
Memperingati Hari Kebangkitan Nasional di era digital berarti membangun bangsa yang tangguh secara teknologi, cerdas dalam literasi digital, dan tetap kokoh dalam nilai-nilai persatuan. Bentuk kebangkitan baru yang dimulai dengan kesadaran nasional menuju kesadaran digital dan dari perlawanan penjajahan fisik menuju kedaulatan dalam ruang digital/Mayyaza Nafilata.
Referensi:
https://fahum.umsu.ac.id/info/sejarah-hari-kebangkitan-nasional-20-mei-lahirnya-organisasi-budi-utomo/
https://www.melintas.id/news/amp/346036720/yes-semangat-kebangkitan-nasional-2025-di-era-digital-bijak-gunakan-teknologi-menuju-indonesia-maju
Posting Komentar
0 Komentar